Selamat Datang : Kantor Urusan Agama Pusaka Kedungbanteng : Jl.Raya Kedungbanteng No.376 Kedungbanteng Kode Pos: 53152 - No.Telp : (0281) 6840430 - Whatsapp : 0851 35965020 - Email : kua.kedungbantengg@gmail.com

Substansi Idul Fitri dan Halal Bi Halal

LBH Perisai Kebenaran
Sugiyantoro,S.Ag., P.C.L.E


SETIAP ADA PERJUMPAAN pasti ada perpisahan. Ramadan berlalu, syawalan datang.

Syawal artinya peningkatan bimakna bulan untuk meningkatkan semua kebaikan, kebajikan yang sudah di ihtiar tanamkan di bulan ramadan.

Idul Fitri

Idulfitri yang hanya ada di bulan Syawal pasca ramadan, pada dasarnya mempunyai makna "hari berbuka, hari lebaran, dan hari pembebasan".

Di ranah filosofis, hari raya Idul Fitri ini melambangkan kebebasan (freedom) dari jerat dan perangkap jahat hawa nafsu.

Idul fitri menjadi hari raya bagi umat Islam yang jatuh setiap tanggal 1 Syawal usai pelaksanaan ibadah puasa Ramadan.

Baca Juga : LBH Perisai Kebenaran Ikuti Rakor Pelaksanaan Bankum 2025

Asia Tenggara khususnya Indonesia, Idul fitri mafhumnya diartikan sebagai momentum untuk "kembali suci". Padahal makna yang sebenarnya adalah Idulfitri ini tidak merujuk pada penyucian dosa seperti pemahaman mayoritas masyarakat.

Dikaji dari sisi bahasa, Idul fitri itu berasal dari bahasa Arab, عيد الفطر ('id al-Fitr).

Kata عِيْدٌ ('id) bimakna "perayaan, hari raya" asal kata عَادَ ('ada) bimakna "kembali, mengunjungi". 

Sedangkan kata اَلْفِطْرُ (al-fitr) bimakna "buka puasa, berbuka", asal kata فَطَرَ (faṭara) bimakna "'menciptakan, membatalkan puasa".

Dengan kajian diatas maka secara harfiah, Idul fitri bimakna "hari raya berbuka puasa, hari raya makan kembali", maksudnya adalah hari di mana kaum muslim dapat kembali menikmati makanan setelah sebulan lamanya menjalankan ibadah puasa (shaum) bulan ramadan.

Dari itu makna fitri dalam kalimat Idul fitri bukanlah "kembali suci" seperti yang dipahami di masyarakat Indonesia.

Di Indonesia, Idul fitri sering diartikan sebagai momen "kembali suci," padahal secara makna sebenarnya, istilah ini tidak merujuk pada penyucian dosa seperti yang banyak dipahami masyarakat.

Pemahaman yang keliru tentang arti Idulfitri ini mungkin berakar dari tradisi dan narasi yang berkembang di tengah masyarakat. Namun, jika ditinjau dari segi bahasa dan makna syariat, Idulfitri memiliki arti yang berbeda.

Untuk memahami makna sebenarnya, mari kita telaah arti kata Idulfitri dalam bahasa Arab.

Secara bahasa, kata Idulfitri berasal dari bahasa Arab, عيد الفطر ('id al-fitr). Kata عِيْدٌ ('id) berarti "perayaan, hari raya" yang berasal dari kata عَادَ ('ada) yang bermakna 'kembali, mengunjungi'.

Sementara kata اَلْفِطْرُ (al-fitr) berarti "buka puasa, berbuka", berasal dari فَطَرَ (fatara) yang memiliki arti "menciptakan, membatalkan puasa".

Baca Juga : Ketum LBH-PK Temui Kabag Hukum Setda Kabupaten Banyumas Bahas Posbakum Desa dan Kelurahan

Jadi, secara harfiah, Idul fitri berarti "hari raya berbuka puasa" atau "hari raya makan kembali", yaitu hari di mana kaum muslim kembali makan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Sehingga, fitri dalam Idulfitri bukan berarti "kembali suci" seperti yang sering disalahpahami oleh masyarakat Indonesia.

Merujuk pada Muhammadiyah, Idulfitri memiliki makna mendalam bagi umat Islam setelah menjalani ibadah puasa ramadan. Selama sebulan penuh, mereka menahan diri dari makan, minum, serta hal-hal yang membatalkan puasa. Idul fitri pun menjadi momen pelepasan yang dinantikan hari di mana umat Islam akhirnya berbuka setelah melalui serangkaian pengorbanan dan ketaatan.

Merujuk pada NU Online, Idul fitri secara mendasar bermakna hari berbuka, hari lebaran, dan hari pembebasan.

Secara filosofis, hari raya ini melambangkan kebebasan dari belenggu hawa nafsu.

Umat Islam tidak lagi diperbudak oleh keinginan duniawi dan berupaya menjaga diri dari kerusakan yang ditimbulkan oleh hawa nafsu.

"Barang siapa yang berpuasa Ramadan dengan iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim).

Halal Bi Halal
Sugiyantoro,S.Ag., P.C.L.E

"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah (tetaplah atas) fitrah Allah yang menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya." (QS.Ar-Ruum:30).

Hadits diatas tentang fadhilah puasa ramadan dan ayat al quran ini seruan pada manusia agar kembali pada regulasi agama. Fitrah manusia sesungguhnya condong pada ajaran tauhid dalam segala dimensinya.

Karenanya, Idul fitri sesungguhnya adalah refleksi menjaga kesucian hati dan iman yang diambil selama pelaksanaan ibadah puasa ramadan selama sebulan penuh.

Halal Bihalal

Di Indonesia, Idul fitri lekat dengan pelaksanaan "halal bihalal" sebuah proses bermaaf-maafan dengan saling mengunjungi sanak saudara, kerabat dan tetangga.

Di masyarakat berlaku beberapa kebiasaan yang sudah mengakar usai pelaksanaan salat Idul fitri. Yaitu selamatan dengan makan bersama di doakan imam masjid atau musala, ziaroh kubur, lalu berhalal bihalal.

Halal bihalal kepada masyarakat ini dilakukan usai berhalal bihalal dengan keluarga seperti orang tua, suami, istri dan anak-anak.

Baru kemudian saling mengunjungi sesama antar tetangga dalam satu RT, meningkat ke RW, Kadus dan desa.

Halal bihalal biasanya dimulai dengan mengunjungi para tokoh agama dan tokoh masyarakat yang dituakan di wilayahya.

Seiring perkembangan jaman bahkan halal bihalal bersama masyarkat ini dihimpun dalam satu RT atau satu RW di musala atau balai RT/RW.

Di sini manual acaranya dahului dengan pembukaan, sambutan dari ketua RT/RW, kultum, doa dan dilanjutkan bersalam-selaman bersama seluruh yang hadir.

Dari berbagai referensi ditemukan bahwa halal bihalal, bermaaf-maafan saat momen lebaran atau Idul fitri adalah tradisi yang berakar kuat jauh sejak jaman Walisongo setidak-tidaknya sejak Sunan Gunung Jati.

Kesimpulan

Tujuan puasa ramadan adalah takwa. Di dalam ramadan, siangnya adalah shaum yakni puasa, malamnya adalah qiyam atau mendirikan salat taraweh. Antara shaum dan qiyam ini satu paket.

Usai ramadan, idul fitri di tanggal 1 Syawal. Syawal mempunyai arti bulan peningkatan segala amal baik, adat istiadat baik yang dimulai selama ramadan tersebut.

Di dalam idul fitri ada silaturahmi atau kita maknai halal bihalal yang berguna untuk saling maaf memaafkan sesama.

Semoga bermanfaat.

LBH Perisai Kebenaran
Sugiyantoro, S.Ag., P.C.L.E


Oleh : Sugiyantoro,S.Ag., P.C.L.E

(Kadiv Humas dan Media Pemberitaan Kantor Pusat Lembaga Bantuan Hukum Perisai Kebenaran di Jalan Sukadamai No.31 RT.04 RW.06 Kelurahan Purwokerto Kulon, Kecamatan Purwokerto Selatan, Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah).

KUA Kedungbanteng

3 Komitmen Kantor Kementrian Agama Kabupaten Banyumas - Komitmen Kebersamaan - Komitmen Berprestasi - Komitmen Menjadi Yang Terbaik

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama